Rabu, 16 Maret 2011

*** Enam Tonggak Perkembangan Interaksi Emosional ***

Diulas oleh Ibu Embun (Risris Rissyanah Kartaatmadja), salah satu admin dan sahabat di Page Smart Parenting with Love..

Pada masa masa awal kehidupan seorang anak, ia belajar mengenal dirinya sendiri melalui tanggapannya terhadap dunia nyata: suara ibunda, wajah senyum ibu, gelembung, gerakan, apa saja yang disentuh, dilihat, didengar tekstur serta rangsangan lain dari lingkunan terhadap dirinya.

Pada masa ini anak akan segera merespon secara khusus pada rangsangan yang diberikan oleh orang tuanya, baik suara, senyuman maupun bau mereka.



Pada usia usia 3 bulan pertama anak merespon interaksi orang tua dalam bentuk senyuman dan suara. Pada empat bulan berikutnya anak mulai mengambil mainan yang berbunyi bahkanm emberikannya kembali, tau mungkin melemparkannnya karena jengkel. Ia tersenyum dengan harapan akan memperoleh senyuman kembali, kernyitan wajah dan berbabagi ekspresi emosi sebagai balasan dari ekspresi emosinya.

Pada tahun berikutnya anak tak sekedar menunjukkan bahwa ia ingin mainan namun ia dapat menuntun orang dewasa untuk mengambilkan mainan tersebut dalam boks mainannnya. Pada usia ini anak belajar tentang kerumitan isyarat emosional dan merangkaikan beberapa tindakannya untuk mengkomunikasikan keinginan kepada orang lain.

Pada buan bulan berikutnya anak muai menggunakan komnikasi verbal dalam mengunkapkan keinginannya secara bertahap mulai dai kalimat sederhana yang hanya memiliki subyek predikat..misanya "ade makan " atau preikat objek seperti "makan roti " hingga ia mampu merangkai kalimat lengkap SPOK pada kisaran usia 36 bulan.



Dalam periode ini dapat dilihat dengan jelas bahwa perkembangan sisi psikomotor (motorik kasar/halus ), emosional, bahasa, kemandirian pribadi dan sosial berdiri diatas pondasi perkembangan interaksi sosial dengan lingkungan. Anak dengan stimulasi interaksi emosional yang tepat dapat diarahkan dengan baik untuk mencapai tahapan perkembangannya sesuai dengan panduan umum tumbuh kembang anak.



Berikut adalah enam tonggak penting tahapan perkembangan interaksi emosional anak



1. Regulasi diri dan minat terhadap dunia sekitar



Seorang bayi lahir setelah selama 9 bulan berada dalam kegelapan. Tiba tiba ia terjun keduania yang penuh cahaya, suara, gerakan, sentuhan, bau dan rasa. Bagi seorang bayi hal ini adalah pertunjukan sensori ( penginderaan ) yang luar biasa. Semua informasi ini begitu menarik dan menggairahkan bagi bayi anda sekaligus pada saat yang sama ana anda belajar untuk tidak kewalahan mengolah begitu banyak informasi yang masuk pada saat yang bersamaan ke otak. Tantangan awalnya adalah bagaimana anak dapat menangkap fenomena pengindaraan ini dan mengatur tanggapannya dengan baik.



Secara bertahap anak akan belajar untuk fokus terhadap rangsangan yang datang sesuai inatnya pada saat itu. Misalnya wajah ibu yang sedang tersenyum lebih menarik baginya daripada suara musik, atau suara ayah yang mengajaknya bercanda lebih membuatnya terpaku dan tertawa geli daripada mainan di sis i tempat tidurnya.



Pada tahap ini bayi harus dirangsang untuk mendapatkan stimulan yang tepat. Berikan rangsangan yang memancing keinginantahunya terhadap lingkungan yang beraneka rupa.



2. Keakraban



Seiring dengan ketertarikannya pada dunia luar, timbul sebuah rasa istimewa pada bayi yang membuatnya merasa nyaman pada interaksinya dengan oranglain. Secara intuitif bayi akan menginginkan pengasuh utamanya adalah orang tuanya . Ia telah masuk dalam tahapan penting dalam perkembangan emosi yaitu mengembangkan perasaan istimewa yang disebut cinta dan kasih sayang.

Pada fase ini bayi sudah mampu menunjukan siapa saja orang yang dekat padanya secara emosional.



Kedekatan emosional ini seharusnya terbangun pertama kali bersama orang tua sehingga anak mempelajari bahwa orang yang pertama ia sayangi (kemudian bila dewasa kelak akan ia hormati ) adalah orangtuanya. Hal ini akan terbangun bila tercipta atmosfir keakraban antara anak dan orangtuanya. Keakraban mengajarkan bayi bahwa kehangatan dan cinta adalah sesuatu yang mungkin dan dangat menyenangkan sehingga kelak dalam pribadi anak akan terpatri rasa cinta dan hangat pada lingkungan sekitar. Bila bayi tidak mendapatkan rasa nyaman dan keakraban ini dari orang tuanya maka secara naluriah ia akan mencarinya pada orang yang selama ini paling seing berada di sekitar anak.



Menguasai tonggak pening ini juga akan memperkokoh keterampilan motorik, kognitif dan bahasa. Bayi akan belajar menggunakan tubuhnya untuk menemukan wajah dan sentuhan orangtuanya baik dengan kontak mata maupun kontak fisik. Ia belajar mengenali suara dan sumber suara, khususnya orang tuanya. Semua keterampilan ini akan memberikan landasan bergerak, berpikir dan berbicara kelak





3. Konunikasi Dua Arah



Ketika bayi jatuh cinta pada orang tuanya, terjadilah sebuah peristiwa menarik. Bayi menyadari bahwa ia bisa memberi dampak pada mereka. Bayi belajar bila ia tersenyum maka orangtua atau pengasuhnya akan membalas tersenyum pula. Ini adalah awal komunikasi: bayi dan orang dewasa yang mengasuhnya sedang ber"dialog"



Dialog adalah sebuah siklus tertutup komunikasi antara pengirim aksi dan penerima bereaksi . Siklus ini tidak hanya berlaku pada komunikasi eksternal dengan orang lain di luar dirinya namun pada fase ini anak juga belajar bahwa tindakannya juga akan menghasilkan suatu reaksi tertentu misalnya bila mainannya dipukul maka akan berbunyi.



Komunikasi dua arah sangat penting bagi semua interaksi manusia. Komunikasi 2 arah memungkinkan anak anak belajar tenta diri sendiri dan dunia. Anak anak belajar memeluk dan dipeluk, ia belajar bahwa dirinya dihargai. Bila ia menyakiti anak alain maka anak lain akan menangis, ia belajar bahw tindakannya bisa menyebabkan orang lain menangis. Tanpa pengalaman mendasar ini anak tidak akan belajar sebab akibat yang berarti mereka tidak bisa memulai membentuk pemahaman yang benar tentang siapa mereka dan bahwa dunia adalah sesuatu yang logis.

4.Komunikasi Kompleks



Begitu anak menguasai komunikasi 2 arah, jumlah siklus komunikasi yang mampu dibangun oleh anak akan terus bertambah dengan cepat, seiring denganbertambah pula kerumitannya. Bla awalnya ia hanya menanggapi komunikasi dengan isyarat maka ia mulai dapat menkaitkan beberapa isyarat sebagai bentuk respon yang rumit terhadap suatu kondisi. Misalnya semula bayi hanya tertawa bila melihat ibunya..selanjutnya arah konunikasi menjadi lebh komplek sehingga respon yang diberikan anakpun menjadi lebih rumit misalnya bila melihat ibu datang maka ia akan tertawa, melonjak dan menjerit riang dan berlari menghampiri ibu.



Pada tahapan selanjutnya anak akan menggunakan kosa kata untuk mengungkapkan isi hatinya. Meski masih terbatas anak mulai belajar untuk mengkaitkan kondisi dirinya menjadi sebuah siklus komunikasi dengan reaksi yang rumit. Misalnya bila anak lapar maka ia tak lagi hanya menangis namun ia mulai menggandeng tangan ayah mengajaknya kedapur dan menunjukkan makanan yang ia inginkan seraya mengucapkan makanan yang dimaksud. Bila ia marah maka ia pun tidak hanya menangis melainkan ia bisa merebut kembali mainan yang direbut kakaknya hingga ia bereaksi marah dan memukul sang kakak serta membawa mainan tersebut lari bersembunyi ke kolong tempat tidur.



Pada fase ini anak mulai belajar memunculkan kepribadiannya yang diawali dari pemahaman terhadap dirinya tentang ragam emosi yang menjadi latang belakang perilakunya. Ia juga belajar tentang reaksi orang lain terhadap perilakunya. Ia belajar memahami pola orang lain. Ni adalah fase kritis dimana untuk pertama kalinya ank belajar tentang dihargai, diterima, ditolak, atau dipermalukan.



Pada tahapan ini pula anak melajar meniru (copy cat ) percakapan orang dewasa disekelilingnya. Sebagai panduan bagi orang tua biasanya anak memulai fase ini pada kisaran usia 12 - 20 bulan.



5.Gagasan Emosional



Kemampuan anak memiliki gagasan berkembang pertama kalidalam bermain. Pada masa ini anak mulai menggunakan imajinasinya untuk mengungkapkan gagasan. Anak mulai bermain peran sederhana misalnya anak menjadi ibu yang menyuapi anaknya ( boneka ) anak menjadi pilot pesawat tempur yang sedang menyerang benteng pertahanan musuh atau menjadi Godzilla yang sedang menghancurkan kota mainan dan bantal di kamarnya.



Bersamaan dengan permainan yang memuat gagaan berkembang pula penggunaan kata katanya. Pada tahap awa ia akan memberi nama pada semua mainannya kemudian ia belajar menyusun dialog pada permainan yang ia mainkan. Perhatikanlah bagaimana keajaiban itu terjadi. Anak kita dapat menjadi seorang sutradara sekaligus penulis skenario ulung dalam peran jurassic park atau Tarzan dan binatang rimba.



Melalui permainan yang memuat gagasan dan simbol inilah anak belajar perluasan penggunaan kata. Anak belajar bahwa simbol dapat menyatakan sesuatu. Kardus kosong dapat merupakan simbol bak mandi yang ia gunakan untuk memandikan bonekanya. Pada akhirnya anak akan mampu memainkan gagasan gagasan sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya bila ia terbangun tengah malam maka ia akan memanggil ibunya sebagai ganti menangis sebagai bentuk ungkapan emosi takut atau gelisah . Kadang bahkan ia hanya menggunakan imaginasinya tentang ibu untuk dapat menenangkan dirinya.



6.Berpikir emosional



Pada tahap ini anak mampu mengungkapkan emosi dalam kisaran yang luas di dalam permainannya melalui eksperimen. Ia bahkan bisa memprediksi apa yang akan terjadi misalnya jika ibu pergi aku akan merasa takut, bia aku memukul adik maka ayah akan marah dst.



Ia juga mulai memahami kemunculan konsep ruang dan waktu dalam cara yang lebih emosional dan pribadi misalnya jika aku memukul budi temanku maka mungkin besok aku akan dibalas oleh budi.



Kemampuan memahami ruang dan waktu serta menghubungkan tindakan dengan perasaan memungkinkan seorang anak mengembangkan pemahaman diri dan memiliki jembatan logis antara berbagai gagasan , prilaku dan emosi yang ada. Dengan modal ini anak akan menemukan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang terkait dengan perkembangan sosialisasinya. Anak akan belajar bagaimana harus bersikap dengan baik menghadapi situasi dan kondisi saat ia bersosialisasi. Misalnya karena bila ia memukul teman maka ia akan dipukul lagi ia belajar mengungkapkan emosi marahnya dengan format yang lain misalnya dengan mencari teman baru yang lebih cocok bila bermain dengannya.



Selama tahap ini anak menjadi verbal seutuhnya meskipun kadang ia masih mengandalkan gerak dan isyarat untuk mengungkapkan perasaannya khususnya untuk perasaan negatif seperti marah dan agresi namun ia lebih nyaman dalam dunia kata kata.



Keenam tahapan perkembangan emosi ini menjadi dasar dalam tahapan tumbuh kembang pada periode tertentu sesuai usia anak balita kita. Dengan memahami tahapan perkembangan emosi ini orang tua akan lebih mudah mengarahkan stimulan yang tepat bagi setiap fase perkembangan.



Semoga bermanfaat





Literatur :

The Child with Special Needs, Stanley I. Greenspan, MD, Serena Wieder, PH.D

Muenchener KinderEntwicklung, Munich Germany
~Stay Cool and Lovely ~

Minggu, 27 Februari 2011

Pertolongan pertama bayi jatuh


PERTOLONGAN PERTAMA BAYI JATUH
Hati-hati jangan langsung menggendongnya. Pastikan dulu bagaimana
kondisinya!

Usia bayi adalah masa rawan terjadi kecelakaan. Saat ia belajar
berguling umpamanya dan orangtua lengah, ia bisa saja terjatuh dari
tempat tidur. Untuk itulah manajemen penanganan kasus bayi terjatuh
amat diperlukan. Yang pasti, saat si kecil terjatuh, jangan hanya
mengkhawatirkan bagian kepala saja, karena semua anggota tubuhnya
memiliki risiko yang sama untuk mengalami benturan yang dapat
membahayakannya. Berikut penjelasan dr. Anna Tjandra, Sp.A dari RSAB
Harapan Kita, Jakarta mengenai manajemen kecelakaan pada anak yang
sederhana, yaitu:

* Menyaksikan langsung anak terjatuh.

- Perhatikan bagian mana dari tubuh anak yang mengalami benturan.

- Ingat proses jatuhnya, apakah langsung menghujam ke lantai atau
terbentur sesuatu terlebih dahulu baru ke lantai.

- Pastikan dari ketinggian berapa meter anak terjatuh dan media apa
yang menjadi tempat pendaratannya.

- Lihat dan perhatikan baik-baik kondisi si kecil. Apakah setelah
jatuh langsung menangis dan menggerak-gerakkan semua anggota
badannya? Jika ya, kita bisa langsung menggendong untuk
menenangkannya. Setelah ia tenang, baru lakukan observasi.

- Adapun observasi yang perlu dilakukan adalah:

+ Cari dan ingat bagian-bagian mana saja yang lebam/benjol/ memar di
seluruh anggota badan bayi. Jika menemukan benjolan di kepala atau
memar di badan, boleh diobati dengan obat antitrauma oles. Jika pada
bagian kepala tidak ditemukan lebam atau benjol, tapi bayi menangis
saat dipegang, larikan segera ia ke rumah sakit terdekat.

+ Coba gerakkan kedua tangan bayi, ke samping, ke atas, ke bawah, ke
depan, lalu rentangkan dan angkat-angkatlah. Jika ada keluhan
pastikan di tangan yang mana dan saat dalam posisi seperti apa. Ini
sebagai bahan untuk dilaporkan ke dokter.

+ Lakukan hal yang sama pada kaki.

+ Tengokkan kepala bayi ke kanan dan ke kiri. Coba dekatkan dagu
bayi ke dada secara perlahan. Jika ada keluhan catat sebagai laporan
pada dokter.

+ Miringkan badan si kecil ke kiri dan ke kanan. Jika ada keluhan
catat dan laporkan ke dokter.

- Observasi perlu dilakukan selama 2×24 jam. Jika dalam kurun waktu
itu ada keluhan, apalagi sampai muntah dengan menyembur, segera
larikan ke rumah sakit terdekat.

- Sebaliknya bila setelah jatuh dalam keadaan sadar tapi pasif
(apalagi tidak menggerak-gerakkan anggota badannya) jangan
mengangkatnya. Hubungi UGD rumah sakit terdekat atau 118 untuk minta
pertolongan paramedis. Salah mengangkat dalam kondisi seperti ini
dapat berisiko fatal.

* Jika menemukan si kecil sudah di lantai.

- Perhatikan keadaan bayi; sadar atau tidak, menangis atau tidak,
dapat menggerak-gerakkan anggota badan atau tidak. Jika ia tidak
sadar atau sadar tapi pasif, ingat jangan menggendongnya, tapi
segera minta bantuan paramedis terdekat, UGD atau 118.

- Perhatikan dalam posisi seperti apa si kecil saat ditemukan.

+ Jika dalam keadaan tengkurap kemungkinan besarnya aman. Tapi kita
mesti melakukan pemeriksaan seputar bahu, kedua tangan, dada dan
kaki. Caranya gerakkan tangan ke atas, depan, samping. Jika ada
keluhan sakit segera bawa ke dokter.

+ Jika dalam keadaan telentang. Periksa dan perhatikan daerah kepala
bagian belakang, leher, punggung, dan panggul, mulai dari tanda
lebam atau merah, hingga keluhan sakit saat disentuh dan digerakkan
seperti yang telah disebutkan di atas. Pastikan bayi tidak muntah
atau mengalami penurunan kesadaran dalam 2×24 jam. Jika ada keluhan
segera larikan ke dokter.

+ Jika bayi ditemukan dalam posisi miring, kanan atau kiri.
Perhatikan dan periksa kepala, tangan yang menjadi tumpuan badan,
juga kaki. Lakukan pemeriksaan seperti yang disebutkan di atas. Jika
ada keluhan segera larikan ke dokter.

+ Jika ditemukan dalam posisi duduk. Periksa dan pastikan bayi masih
sadar, biasanya menangis, dan mampu menggerakkan anggota badan.
Periksa bagian panggulnya, ada tidak tanda memar, merah, atau sakit
saat dipegang atau digerakkan. Jika ya segera larikan ke dokter.

* Pemeriksaan lain yang perlu dilakukan

- Dalam posisi apa pun jatuhnya si kecil, jangan lupa melakukan
pemeriksaan mata. Baiknya menggunakan senter:

+ Masih bereaksikah saat kita senter matanya, mengedip, menutup
matanya atau kaget. Jika tidak bawa segera anak ke rumah sakit.

+ Gerakan senter ke kanan dan ke kiri, masih mampukah bayi mengikuti
gerakan sinar. Jika tidak ia harus segera dilarikan ke rumah sakit.

+ Perhatikan pupil matanya, apakah pupil mata yang kiri dan kanan
sama besar/kecilnya saat kita senter satu per satu. Jika sama kita
bisa bernapas lega. Bila tidak, bayi perlu menjalani pemeriksaan
lebih lanjut, seperti CT Scan.

- Ukur dan pastikan si kecil jatuh dari ketinggian berapa. Sebab
semakin tinggi pastinya gaya gravitasi bumi akan lebih kuat menarik
si anak. Tentu efek yang ditimbulkan pun semakin besar.

EFEK POSISI JATUH

Di bawah ini kemungkinan- kemungkinan yang bisa terjadi pada bayi
saat terjatuh. Dengan pengetahuan ini diharapkan orangtua bisa lebih
memahami kondisi bayi bila terjatuh dan mampu melakukan pertolongan
pertama yang benar:

* Jika kepala terlebih dahulu yang membentur lantai

Di sebelah mana pun benturan itu terjadi selama masih di kepala,
kita perlu mewaspadainya. Tulang tengkorak bayi masih rapuh dan ia
belum memiliki refleks untuk menahan dengan baik. Kemungkinan yang
bisa terjadi, bayi mengalami fraktur atau retak/patah tulang
tengkorak kepala, atau perdarahan di luar tengkorak atau di dalam
tengkorak.

Perdarahan di luar dapat ditandai dengan adanya benjol/memar. Selama
tidak ada fraktur, kondisi ini bisa dikatakan tidak parah. Rabalah
ubun-ubunnya apakah menjendol atau tidak. Ubun-ubun yang menjendol
menjadi tanda adanya peningkatan tekanan dalam otak yang dapat
terjadi karena edema otak atau perdarahan.

Harap diketahui, bila tidak ditemukan benjolan/memar, tapi bayi
menangis (atau justru tidak menangis dan langsung tertidur), tidak
sadarkan diri, mengalami kejang/muntah- muntah (yang menyembur bukan
gumoh), ada kecurigaan bayi mengalami perdarahan di dalam tengkorak
kepalanya. Segera larikan ke rumah sakit terdekat.

* Jika dada terlebih dahulu yang membentur permukaan

Kalau tempat mendaratnya datar, kemungkinan risiko bayi untuk cedera
lebih sedikit. Sebaliknya, tempat mendarat yang tidak mulus atau ada
tonjolan yang tepat mengarah ke dadanya dapat mengakibatkan
fraktur/parah tulang iga atau rusuk yang patahannya dapat mengenai
organ paru-paru atau jantungnya. Untuk itu perhatikan apakah si
kecil dapat bernapas secara normal atau tidak.

Umumnya jika bagian dada terlebih dahulu yang “mendarat”, secara
alami tangan akan membuat perlindungan terlebih dahulu. Karena itu
periksa juga kondisi tangan dan bahu bayi. Apakah ada pergelangan
tangannya mengalami patah atau adakah sendi yang keluar (dislokasi)
dari tempatnya. Periksa juga bagian kepala, khususnya dahi. Biasanya
saat mendarat, sekalipun dada terlebih dahulu, kepala langsung
menyusul membentur lantai.

* Jika panggul terlebih dahulu yang mendarat

Kemungkinan besar bayi akan mengalami dislokasi atau fraktur tulang
panggul. Karena panggul berhubungan langsung dengan tulang belakang,
dikhawatirkan ada saraf-saraf yang terjepit. Jika yang terjepit
saraf kaki biasanya si kecil tidak bisa menggerakkan kakinya alias
lumpuh.

* Jika yang mendarat kaki terlebih dahulu

Kejadiannya pada tiap bayi bisa berbeda. Jika ia sudah bisa berdiri
pasti akan menahan tubuhnya dengan kaki lalu jatuh bersimpuh. Risiko
kasus ini adalah dislokasi atau keseleo. Pada bayi di bawah 6 bulan
meski belum mampu menahan tubuhnya, secara alami badan bayi akan
terjatuh ke depan dan sebelum mendarat tangannya akan menjadi
bumper.

* Jika yang mendarat bokong duluan

Berbahaya karena kaitannya langsung dengan tulang belakang dan dapat
mengakibatkan patah pada tulang punggung bayi. Risiko lain, bila ada
saraf yang terjepit bisa mengakibatkan kelumpuhan. Bayi yang
ditemukan terjatuh pada posisi seperti ini jangan digendong. Biarkan
paramedis yang melakukan pertolongan. Tapi jika si kecil sadar dan
bisa aktif kita bisa langsung menggendongnya.

* Jika yang mendarat terlebih dahulu punggung

Menjadi bahaya jika saat mendarat posisi leher ikut
terlipat/tertekuk karena bisa mengakibatkan keseleo dan fraktur
tulang leher. Bila bayi dalam keadaan tidak sadar jangan mencoba
mengangkatnya. Langkah yang bisa kita lakukan adalah minta bantuan
paramedis di UGD di rumah sakit atau 118. 

sumber : www.ibudanbalita.com 

~Stay Cool and Lovely ~

MENGANTAR ANAK BAIK DENGAN KEKUATAN DOA


MENGANTAR ANAK BAIK DENGAN KEKUATAN DOA

by Momme Nadia Aufaa on Sunday, February 27, 2011 at 8:25pm
 Doa orang tua untuk anaknya yang terdapat dalam Al Quran dan Hadits:

1. Wahai Rabb kami, anugerahkanlah bagi kami pasangan-pasangan hidup dan keturunan sebagai penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa (Al-Furqan 25:74)

2. Wahai Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau karuniakan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan untuk melakukan amal shalih yang Engkau ridhai, dan berikanlah kebaikan kepadaku dengan kebaikan anak keturunanku (Al-Ahqaf 46:15)

3. Doa Nabi Zakaria ketika berdoa, Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan sebahagain keluarga Ya'kub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai. ( Maryam 19:4-6)

4. Wahai Rabbku, jadikanlah aku dan keturunanku sebagai orang-orang yang senantiasa mendirikan shalat. Wahai Rabbku, kabulkanlah doaku. (Ibrahim 14:40)

5. Usamah Bin Zaid ra menceritakan beliau Muhammad Shallallahu 'alahai wa sallam pernah mmelukku bersama Al-Hasan lalu mendokan, " Ya Allah, sesungguhnya aku mencintai mereka berdua, maka cintailah mereka". (HR. Al-Bukhari no. 3735)

6. Dari Anas ra, ia berkata, " Pada suatu ketika ibuku, Ummu Anas datang (dengan saya) menemui Rasulillhs saw. Waktu itu saya mengenakan sarung dan baju dari bekas kerudung ibuku. Lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah Unais, anakku, saya bawa ia datang kepadamu agar dia menjadi pembantumu. Karena itu, doakanlah dia". Lalu Nabi berdoa, " Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya (Anas)'.

Menjadikan Pembantu Rasulullah
Saat ini sudah tidak mungkin menjadikan anak kita sebagai pembantu Rasulullah saw, tetapi bisa difahami sebagai seorang pembantu, kehadiran Anas dalam kehidupan Rasulullah saw mengantarkannya untuk menjadi orang yang merasakan (melihat, mendengar) sentuhan langsung pendidikan Rasulullah saw. Ini berarti semakin besar keinginan kita untuk menjadikan anak sebagao penerus risalah dakwah Rasulullah saw, semakin banyak pula kondisi yang kita ciptakan agar anak kita tumbuh dalam lingkungan yang kondusif untuk keIslamannya.

Minta Di Doakan
Baynyak contoh yang memberitakan seorang ayah mendoakan kebaikan anaknya, dan ada pula yang minta didoakan Rasulullah saw.

Semua contoh diatas sudah lebih dari cukup untuk menjadi pembelajaran bagi setiap Muslim agar berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Cara ini menarik kita gunakan dalam rangka melahirkan anak yang shalih/shalihah, kerana contonhya sudah ada dan perintah untuk berdoa jelas, " Dan Tuhanmu berfirman, " Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu". Sesungguhnya orang-orang yang menyombonkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (Al-Mukmin 40:60)

Permasalahan yang sering dihadapi adalah kecenderungan untuk memperoleh sesuatu dengan segera, sehingga apa saja yang diminta juga ingin terwujud segera. Padahal salah satu penyebab doa tidak terijabah adalah ketergesa-gesaan untuk memperoleh apa yang diminta. Dari Abu Hurairah ra-dari Muhammmad saw beliau bersabda: " Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan silaturrahmi, serta selama dia tidak tergesa-gesa". Seorang sahabat bertanya , "Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau menjawab: " Yakni di mengatakan, " Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan". Setelah itu, dia merasa putus asa dan berhenti berdoa". (HR. Al-Bukhari no. 6340) dan Muslim no 2735)

Kita dapat meminta kepada Allah, agar anak kita mendapatkan kebahagiaan di akhirat (Allah swt, mendirikan shalat, dll) diinginkan terwujud pada anak kita, dan selanjutnya upayakanlah agar apa yang didoakan itumendapatkan kebahagiaan di dunia (banyak harta dan anak). Berdoalah terhadap apa yang yang diinginkan terwujud pada anak kita, dan selanjutnya upayakanlah agar apa yang didoakan itu terwujud.

Sumber: Ust. Ahmad Hariyadi, M. Si (Konsultan Pendidikan)
Di ketik ulang oleh: Momme Nadia Aufaa

~Stay Cool and Lovely ~

Rabu, 09 Februari 2011

Mitos dan Fakta Salah Tentang Kesehatan Yang Masih Banyak Dianut Sebagian Dokter

Kemajuan teknologi dan pengetahuan di bidang ilmu kedokteran ternyata menyisakan sesuatu hal yang mendasar yang masih sering dilupakan. Sehingga seringkali timbul berbagai perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat ilmiah di dalam bidang kedokteran adalah hal yang biasa. Namun sebaiknya perbedaan pendapat tersebut ditengahi dan  harus mengacu pada hasil rekomendasi berbagai institusi yang kredibel yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Karena rekomendasi institusi tersebut selalu berdasarkan kajian ilmiah yang berbasis bukti penelitian. Berbagai kecenderungan menunjukkan bahwa terjadi penggunaan antibiotika yang berlebihan pada masyarakat awam dan masyarakat kedokterean di Indonesia. Sebaiknya masyarakat awam dan dokter harus segera mengkaji kebiasaannya dalam pemberian antibiotika yang tidak benar selama ini. Berbagai mitos dan fakta yang ada tentang pemberian antibiotika yang benar pada anak harus segera diketahui dengan cermat.

  • MITOS : Ingus dan Dahak Berwarna Kuning dan Hijau Harus diberi Antibiotika

  • Fakta Yang Benar : Ingus berwarna kuning dan hijau bisa disebabkan karena virus dan tidak perlu antibiotika.
  • Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang disebabkan virus. Perubahan warna dahak dan ingus berubah menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan adalah merupakan perjalanan klinis Infeksi Saluran Napas Atas karena virus, bukan merupakan indikasi antibiotika. Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri. Upaya ini seharusnya menjadi contoh yang baik terhadap intitusi yang berwenang di Indonesia dalam mengatasi permasalahan pemberian antibiotika ini. Melihat rumitnya permasalahan pemberian antibiotika yang irasional di Indonesia tampaknya sangat sulit dipecahkan. Tetapi kita harus yakin dengan kemauan keras, niat yang tulus dan keterlibatan semua pihak maka permasalahan ini dapat diatasi. Jangan sampai terjadi, kita baru tersadar saat masalah sudah dalam keadaan yang sangat serius.
  • MITOS : Sakit demam, batuk dan pilek tidak diberi antibiotik akan lama sembuh

  • Fakta Yang Benar : Sebagian besar infeksi saluran napas atas disebabkan karena infeksi virus. Infeksi virus akan sembuh sendiri. Bila penyebab infeksi bakteri tertentu bila tidak diberi antibiotik tidak akan pernah sembuh bukan sembuhnya lama.



  • MITOS :  Pemberian antibiotika akan mengobati infeksi sekunder atau infeksi tumpangan pada penyakit virus.

  • Fakta Yang Benar :  Pencegahan infeksi sekunder mungkin hanya diberikan terhadap penyakit dengan kekebalan tubuh yang sangat menurun seperti penderita AIDS atau kanker.

  • Rekomendasi dan kampanye penyuluhan ke orangtua dan dokter yang telah dilakukan oleh kerjasama CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan AAP (American Academy of Pediatrics) memberikan pengertian yang benar tentang penggunaan antibiotika.  Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah infeksi tumpangan bakteri 


  • MITOS :  Pemberian antibiotika di Indonesia Sangat jarang

  • Fakta Yang Benar :  Penderita yang sering berobat di Indonesia bila berobat di luar negeri (terutama di negara maju) sering khawatir, karena bila sakit jarang diberi antibiotika. Sebaliknya pasien yang sering berobat di luar negeri juga sering khawatir bila berobat di Indonesia, setiap sakit selalu mendapatkan antibiotika. Hal ini bukan sekedar pameo belaka. Tampaknya banyak fakta yang mengatakan bahwa memang di Indonesia, dokter lebih gampang memberikan antibiotika.

    Pemberian antibiotika irasional atau berlebihan pada penderita khususnya anak tampaknya memang semakin meningkat dan semakin mengkawatirkan. Pemberian antibiotika berlebihan atau pemberian irasional artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya. Sebenarnya permasalahan ini dahulu juga dihadapi oleh negara maju seperti Amerika Serikat. Menurut penelitian US National Ambulatory Medical Care Survey pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84% setiap tahun setiap anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan 47,9% resep pada anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut. Memang hingga saat ini di  Indonesia belum ada data resmi tentang pemberian antibiotika ini.  Namun berdasarkan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta fakta yang ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika berlebihan di Indonesia baik jauh lebih banyak dan lebih mencemaskan.


  • MITOS : Sinusitis harus diberi antibiotika

  • Fakta Yang benar :  Pemberian antibiotik jangka pada sinus terbukti tidak bermanfaat.
  • Menurut penelitian baru, yang diterbitkan dalam The Lancet, dokter harus mengurangi antibiotik resep untuk obat sinus karena tidak bermanfaat.  Analisisa terhadap  sekelompok kasus penderita sinusitis menunjukkan obat-obatan tidak ada bedanya bahkan jika pasien telah sakit selama lebih dari tujuh hari.  Dalam penelitian tersebut dilakukan pada  2.600 pasien sakit sebelum mereka menerima pengobatan, ditemukan lama sakit bukan merupakan indikator yang baik apakah antibiotik akan efektif.  Karena efek samping, biaya, dan risiko resistensi, antibiotik tidak dibenarkan bahkan jika pasien telah sakit selama lebih dari seminggu, demikian para peneliti tersebut menyimpulkan. Jika seorang pasien datang ke dokter dan mengatakan mereka telah memiliki keluhan selama tujuh hingga 10 hari itu bukan alasan yang cukup baik untuk memberi mereka antibiotik, demikian pendapat ketua tim peneliti Dr Jim Young dari Basel Institute for Clinical Epidemiology di Swiss. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) penderita sinusitis hanya diberikan antibiotika  bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas > 39 C dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata dan wajah.  Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri.
  • MITOS : Anak-anak lebih sering diberi antibiotika daripada dewasa

  • Fakta Yang benar :  Justru yang lebih sering diberi antibiotika adalah orang dewasa, anak relatif jarang karena orang tua sangat takut pemberian antibiotika pada anak.
  • Karena, seringkali saat diberi antibiotika oleh dokter orangtua tidak memberikannya pada anaknya. Sedangkan pada umumnya dokter atau masyarakat awam tidak terlalu takut pemberian antibiotika apada dewasa. Bahkan setiap kali sakit tenggorokan banyak orang awam yang langsung mebeli antibiotika di toko obat.
  • MITOS : Bila ada demam atau demam tinggi harus diberi antibiotika

  • Fakta Yang benar :  Demam dapat disebabkan karena infeksi virus. Atau, tidak semua infeksi virus ringan.
  • Ada beberapa infeksi virus sapat menyebabkan demam tinggi seperti demam berdarah atau pada kondisi beberapa anak yang pernah mempunyai riwayat sering demam tinggi saat sakit. Karakteristik infeksi virus yang disertai demam biasanya demam hanya tinggi saat hari pertama dfan ke dua. Atau, infeksi virus lainnya hanya demam ringan yang akan terjadi dalam 5 hari. Sebaiknya bila demam semakin tinggi pada hari ke 3 hingga ke lima harus segera ke dokter.
Clinic For Children Yudhasmara Foundation  JL Taman Bendungan Asahan 5 Bendungan Hilir Jakarta Pusat Phone :62 (021) 70081995 – 5703646   email : judarwanto@gmail.com  http://childrenclinic.wordpress.com/
Clinical and Editor in Chief :
Dr Widodo Judarwanto SpA, pediatrician


~Stay Cool and Lovely ~

BENARKAH MAKANAN TIDAK BERPENGARUH TERHADAP GEJALA ALERGI PADA BAYI ?


PENGARUH DIET IBU BAGI BAYI DENGAN RIWAYAT  ALERGI


CASE PREVIEW
Seorang ibu cemas karena Sandika, putra pertama berumur 1 bulan sering rewel, muntah, sering ngeden, napas grok-grok, kulitnya bruntusan dan banyak gejala lainnya. Berbagai obat pernah diberikan dokyter tenyata gejala dan tanda gangguan tersebut tyetap hilang timbul. Tetapi saat seorang dokter menganjurkan menghindari makan tertentu, keluhan si bayi membaik. Ternyata konsumsi makanan ibu sangat berpengaruh terhadap bayinya saat menyusui.

DIET IBU MENYUSUI SANGAT BERPENGARUH TERHADAP BAYI
  • Pemberian nutrisi atau gizi yang baik amatlah penting selama kehamilan. Setiap jenis makanan yang dikonsumsi ibu akan berpengaruh sangat penting bagi bayi yang disusuinya. Bila nutrisi ibu kualitas gizi yang ada baik dan cukup maka kualitas ASI yang diberikan pada bayipun akan semakin baik.
  • Namun sebaliknya ternyata bila terdapat jenis makanan tertentu yang dikonsumsi ibu akan dapat melalui ASI yang dapat mengganggu bayi. Tetapi tidak semua bayi akan mengalami hal demikian. Biasanya hal ini terjadi pada bayi yang mengalami riwayat dan gejala alergi yang terjadi sejak lahir.
APAKAH ALERGI PADA BAYI ITU ?
  • Alergi termasuk gangguan yang menjadi permasalahan kesehatan penting pada usia anak. Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak.
  • Melihat demikian luas dan banyaknya pengaruh alergi yang mungkin bisa terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi sejak dini sebaiknya dilakukan. Gejala serta faktor resiko alergi dapat dideteksi sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Alergi makanan tidak terjadi pada semua orang, tetapi sebagian besar orang mempunyai potensi menjadi alergi. Tampaknya sebagian besar orang bila dicermati pernah mengalami reaksi alergi. Namun sebagian lainnya tidak pernah mengalami reaksi alergi. Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus. Pada bayi biasanya imaturitas atau ketidakmatangan saluran cerna masih sering terjadi, hal inilah yang menjadi penyebab utama tingginya kejadian alergi di usia anak.
  • Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal. Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperanan inflamasi.
BAGAIMANA GEJALA KLINIS ALERGI PADA BAYI ?
  • Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. Ahli alergi modern berpendapat serangan alergi atas dasar target organ (organ sasaran). Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah batuk atau asma. Bila sasarannya kulit akan terlihat sebagai gatal dan bercak merah di kulit. Bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare dan sebagainya. Sistem Susunan Saraf Pusat atau otak juga dapat sebagai organ sasaran, apalagi otak adalah merupakan organ tubuh yang sensitif dan lemah. Sistem susunan saraf pusat adalah merupakan pusat koordinasi tubuh dan fungsi luhur. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu maka banyak kemungkinan manifestasi klinik ditimbulkannya termasuk gangguan perilaku pada anak. Apalagi pada alergi sering terjadi proses inflamasi kronis yang kompleks.
Manifestasi klinis yang sering dikaitkan dan diperberat karena reaksi alergi pada bayi.
  • GANGGUAN SALURAN CERNA : Gastrooesephageal Refluks, sering muntah, gumoh, kembung,“cegukan”, sering buang angin, sering “ngeden /mulet”, sering rewel, gelisah dan kolik terutama malam hari. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berwarna hijau, gelap dan berbau tajam. Hernia Umbilikalis (pusar menonjol), Scrotalis, inguinalis (benjolan di selangkangan, daerah buah zakar atau pusar atau “turun berok”) karena sering ngeden sehingga tekanan di dalam perut meningkat. Lidah sering timbul putih (seperti jamur) dan air liur berlebihan (drooling atau ngiler). Bibir tampak kering mengelupas.
  • GANGGUAN KULIT : sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Mata, telinga dan daerah sekitar rambut sering gatal, disertai pembesaran kelenjar di kepala belakang. Kotoran telinga berlebihan kadang sedikit berbau.
  • GANGGUAN SALURAN NAPAS ; Napas grok-grok, kadang disertai batuk sesekali terutama malam dan pagi hari siang hari hilang. Sesak bayi baru lahir disertai kelenjar thimus membesar (TRDN/TTNB)
  • Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, kepala sering miring ke salah satu sisi (Sehingga beresiko kepala “peyang”) karena hidung buntu. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi.
  • Sering berkeringat (berlebihan). Kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
  • Karena minum yang berlebihan atau sering minta minum berakibat berat badan lebih dan kegemukan (umur <1tahun).>
  • Mempengaruhi gangguan hormonal : keputihan/keluar darah dari vagina, timbul bintil merah bernanah, pembesaran payudara, rambut rontok, timbul banyak bintil kemerahan dengan cairan putih (eritema toksikum) atau papula warna putih
  • PROBLEM MINUM ASI : sering menangis (karena perut tidak nyaman) seperti minta minum sehingga berat badan lebih karena minum berlebihan. Sering menangis belum tentu karena haus atau bukan karena ASI kurang. Sering menggigit puting (agresif) sehingga luka. Minum ASI sering tersedak, karena hidung buntu & napas dengan mulut. Minum ASI lebih sebentar pada satu sisi, karena satu sisi hidung buntu, jangka panjang bisa berakibat payudara besar sebelah.Beberapa gangguan perilaku yang sering dikaitkan dan diperberat oleh reaksi alergi pada bayi.
  • GANGGUAN NEUROLOGIS RINGAN : Mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar. Kaki sering dijulurkan lurus dan kaku. Breath Holding spell : bila menangis napas berhenti beberapa detik kadang disertai sikter bibir biru dan tangan kaku. Mata sering juling (strabismus fisiologis). Kejang tanpa disertai
  • GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN
    Usia kurang dari 1 bulan sudah bisa miring atau membalikkan badan.
    Usia kurang dari 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, tidak bisa diselimuti (“dibedong”). Kepala sering digerakkan secara kaku ke belakang, sehingga posisi badan bayi “mlengkung” ke luar. Bila digendomg tidak senang dalam posisi tidur, tetapi lebih suka posisi berdiri. Sering bergerak, sering menggerakkan kepala dan badan atas ke belakang, memukul dan membentur benturkan kepala. Kadang timbul kepala sering bergoyang atau mengeleng-gelengkan kepala. Sering jatuh dari tempat tidur.
  • GANGGUAN TIDUR (biasanya malam hari) gelisah,bolak-balik ujung ke ujung; bila tidur posisi “nungging” atau tengkurap; berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur; sulit tidur atau mata sering terbuka pada malam hari tetapi siang hari tidur terus; usia lebih 9 bulan malam sering terbangun atau tiba-tiba duduk dan tidur lagi,
  • AGRESIF DAN EMOSI MENINGKAT, sering menangis, berteriak dan bila minta minum susu sering terburu-buru tidak sabaran. Pada usia lebih 6 bulan sering memukul muka atau menarik rambut orang yang menggendong. Sering menggigit, menjilat tangan atau punggung orang yang menggendong. Sering menggigit puting susu ibu bagi bayi yang minum ASI, Setelah usia 4 bulan sering secara berlebihan memasukkan sesuatu ke mulut. Tampak anak sering memasukkan ke dua tangan atau kaki ke dalam mulut.
  • GANGGUAN KONSENTRASI : cepat bosan terhadap mainan dan bila diberi cerita bergambar sering tidak bisa memperhatikan. Tidak kerasan dalam ruangan yang sempit seperti box bayi dan ruangan sempit. Sering minta keluar ke tempat yang luas atau luar
  • GANGGUAN MOTORIK DAN KOORDINASI :
    Pada pola perkembangan motorik normal adalah bolak-balik, duduk, merangkak dan berjalan. Pada gangguan keterlambatan motorik biasanya bolak balik pada usia lebih 5 bulan, usia 6 – 8 bulan tidak duduk dan merangkak, setelah usia 8 bulan langsung berdiri dan berjalan. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur dan daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan).
  • KETERLAMBATAN BICARA: Tidak mengeluarkan kata umur <>
  • IMPULSIF : banyak tersenyum dan tertawa berlebihan, lebih dominan berteriak daripada mengoceh.
  • Jangka panjang akan memperberat gangguan perilaku tertentu bila anak mengalami bakat genetik seperti ADHD (hiperaktif) dan AUTISME (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi). TETAPI ALERGI BUKAN PENYEBAB AUTISM ATAU ADHD tetapi HANYA MEMPERBERAT
APAKAH YANG PALING MENGGANGGU AKIBAT YANG DITIMBULKAN PADA BAYI
?
Gangguan saluran cerna dan kulit akan paling sering terjadi. Saluran cerna paling mudah terjadi atau sangat mengganggu saat usia di bawah 3 bulan, dengan pertambahan usia akan semakin berkurang terutama setelah usia 2-7 tahun.
DIET JENIS APAKAH YANG DAPAT MENGGANGGU BAYI
  • Hingga saat ini untuk mencari penyebab alergi adalah merupakan kesulitan terbesar dalam penanganan penyakit alergi. Hal ini terjadi karena tes alergi yang direkomendasikan seperti tes kulit dan tes dan RAST spesifik, meskipun sangat sensitif tetapi spesifitasnya tidak terlalu tinggi. Sehingga masih belum memastikan penyebab alergi makanan. Memastikan penyebab alergi makanan atau gold standard (baku emas) adalah dengan DBPCFC (eliminasi provokasi makanan). Hal ini akan lebih terasa sulit pada penderita alergi yang berkaitan dengan pemberian ASI
  • Jenis makanan yang berpengaruh terhadap ASI
    1. Beresiko tinggi mengganggu bayi melalui pemberian ASI adalah ikan laut, kacang tanah, keju dan beberapa jenis buah termasuk durian, mangga, melon dan tomat. Sebaiknya makanan ini ditunda setelah usia 3-6 bulan.
    2. Sedangkan makanan yang beresiko sedang atau rendah adalah salmon, bandeng, telor, susu, ayam, jeruk, pisang dan sebagainya. Pada beberapa bayi mungkin mengganggu, tetapi pada umumnya tidak mengganggu. Sehingga pada banyak kasus makanan ini relatif aman, tetapi pada kasus tertentu yang berat terutama kolik, makanan ini harus dicermati.
    3. Jenis makanan yang relatif paling aman adalah : daging sapi, semua ikan air tawar (lele, gurami, patin dsbnya), sayur-sayuran, kacang kedelai, buah apel, alpukat, pir, pepaya.
APAKAH KUALITAS ASI AKAN TERGANGGU BILA IBU DIET MAKAN PENYEBAB ALERGI ?
  • Anggapan yang banyak terjadi adalah kulitas asi akan menurun bila ibu harus diet makanan. Sebenarnya pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Hal itu dapat terjadi bila ibu hanya menghindari makanan penyebab alergi tanpa mencari makanan penggantinya. Tetapi bila ibu mencari makanan pengganti, maka pendapaty tersebut sepenuhnya tidak benar. Contohnya : ibu tidak boleh makan ikan lauttetapi mungkin ikan salmon boleh, kacang tanah jangan tetapi kacang kedelai boleh dan seterusnya.
  • Seingkali ibu heran makanannya sudah aman ternyata tetap masih saja timbul gejala alergi tersebut. Hal ini terjadi karena ibu harus menghindari udang tetapi tetap makan krupuk udang atau terasi, sudah menghindari ikan laut tetapi makan ikan teri dan lain sebagainya.
ALERGI SULIT DIBEDAKAN DENGAN INFEKSI
  • PENYEBAB GEJALA ALERGI TERNYATA BUKAN HANYA MAKANAN, TETAPI KEJADIAN INFEKSI DAPAT MEMICU TIMBULNYA GEJALA ALERGI. Sehingga kadang ibu heran makanan sudah relatif aman tetapi ternyata masih saja gejala alergi tersebut timbul. Hal ini terjadi karena seringkali inbfeksi virus ringan seperti flu, dan sebaginya bila tidak cermat sulit terdeteksi. Karena, saat flu bayi tidak seperti anak besar pileknya tidak keluar banyak dan batuknya jarang karena refleks batuknya belum sempurna.
  • Untuk memastikan adanya infeksi biasanya disertai tampilan adanya bintik merah halus di kulit dada bayi atau bila dalam beberapa hari sebelumnya ada kontak orang dewasa yang sakit dengan gejala sakit tenggorok, pilek, demam, meriang, atau badan lemas dan nyeri seperti masuk angin dan kecapekan.
DAFTAR PUSTAKA
Clifford TJ, Campbell MK, Speechley KN, Gorodzinsky F. Infant colic: empirical evidence of the absence of an association with source of early infant nutrition. Arch Pediatr Adolesc Med. 2002;156 :1123 –1128
Clifford TJ, Campbell MK, Speechley KN, Gorodzinsky F. Sequelae of infant colic: evidence of transient infant distress and absence of lasting effects on maternal mental health. Arch Pediatr Adolesc Med. 2002;156 :1183 –1188
Hill DJ, Hosking CS. Infantile colic and food hypersensitivity. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2000;30(suppl) :S67 –S76
Räihä H, Lehtonen L, Huhtala V, Saleva K, Korvenranta H. Excessively crying infant in the family: mother-infant, father-infant and mother-father interaction. Child Care Health Dev. 2002;28 :419 –429
Barr RG. Colic and crying syndromes in infants. Pediatrics. 1998;102 :1282 –1286
Miller-Loncar C, Bigsby R, High P, Wallach M, Lester B. Infant colic and feeding difficulties. Arch Dis Child. 2004;89 :908 –912
Barr RG. Changing our understanding of infant colic. Arch Pediatr Adolesc Med. 2002;156 :1172 –1174
Miller AR, Barr RG. Infantile colic: is it a gut issue? Pediatr Clin North Am. 1991;38 :1407 –1423
Jakobsson I, Lothe L, Ley D, Borschel MW. Effectiveness of casein hydrolysate feedings in infants with colic. Acta Paediatr. 2000;89 :18 –21
Lucassen PL, Assendelft WJ, Gubbels JW, van Eijk JT, Douwes AC. Infantile colic: crying time reduction with a whey hydrolysate: a double-blind, randomized, placebo-controlled trial. Pediatrics. 2000;106 :1349 –1354
Jakobsson I, Lindberg T. Cow’s milk proteins cause infantile colic in breast-fed infants: a double-blind crossover study. Pediatrics. 1983;71 :268 –271
[Abstract/Free Full Text]
Evans RW, Fergusson DM, Allardyce RA, Taylor B. Maternal diet and infantile colic in breast-fed infants. Lancet. 1981;1 :1340 –1342
Hill DJ, Hudson IL, Sheffield LJ, Shelton MJ, Menahem S, Hosking CS. A low allergen diet is a significant intervention in infantile colic: results of a community-based study. J Allergy Clin Immunol. 1995;96 :886 –892
Barr RG, Kramer MS, Boisjoly C, Vey-White L, Pless IB. Parental diary of infant cry and fuss behaviour. Arch Dis Child. 1988;63 :380 –387
Wessel MA, Cobb SC, Jackson EB, et al. Paroxysmal fussing in infancy: sometimes called “colic. ” Pediatrics. 1954;14 :421 –434
Fleiss JL. Statistical Methods for Rates and Proportions. 2nd ed. New York, NY: John Wiley & Sons; 1981
Machtinger S, Moss R. Cow’s milk allergy in breast-fed infants: the role of allergen and maternal secretory IgA antibody. J Allergy Clin Immunol. 1986;77 :341 –347
Jakobsson I, Lindberg T, Benediktsson B, Hansson BG. Dietary bovine ß-lactoglobulin is transferred to human milk. Acta Paediatr Scand. 1985;74 :342 –345
Sorva R, Mäkinen-Kiljunen S, Juntunen-Backman K. ß-Lactoglobulin secretion in human milk varies widely after cow’s milk ingestion in mothers of infants with cow’s milk allergy. J Allergy Clin Immunol. 1994;93 :787 –792
Kilshaw PJ, Cant AJ. The passage of maternal dietary proteins into human breast milk. Int Arch Allergy Appl Immunol. 1984;75 :8 –15
Vadas P, Wai Y, Burks W, Perelman B. Detection of peanut allergens in breast milk of lactating women. JAMA. 2001;285 :1746 –1748
Chirdo FG, Rumbo M, Anon MC, Fossati CA. Presence of high levels of non-degraded gliadin in breast milk from healthy mothers. Scand J Gastroenterol. 1998;33 :1186 –1192
Järvinen KM, Mäkinen-Kiljunen S, Suomalainen H. Cow’s milk challenge through human milk evokes immune responses in infants with cow’s milk allergy. J Pediatr. 1999;135 :506 –512
Harris MJ, Petts V, Penny R. Cow’s milk allergy as a cause of infantile colic: immunofluorescent studies on jejunal mucosa. Aust Paediatr J. 1977;13 :276 –281
Lothe L, Lindberg T, Jakobsson I. Macromolecular absorption in infants with infantile colic. Acta Paediatr Scand. 1990;79 :417 –421
Kalliomäki M, Laippala P, Korvenranta H, Kero P, Isolauri E. Extent of fussing and colic type crying preceding atopic disease. Arch Dis Child. 2001;84 :349 –350
Iacono G, Carroccio A, Montalto G, et al. Severe infantile colic and food intolerance: a long-term prospective study. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 1991;12 :332 –335
Lothe L, Ivarsson SA, Ekman R, Lindberg T. Motilin and infantile colic: a prospective study. Acta Paediatr Scand. 1990;79 :410 –416
Liu J, Qiao X, Zian W, Hou X, Hayes J, Chen JD. Motilin in human milk and its elevated plasma concentration in lactating women. J Gastroenterol Hepatol. 2004;19 :1187 –1191
[CrossRef][ISI][Medline]
Shenassa ED, Brown MJ. Maternal smoking and infantile gastrointestinal dysregulation: the case of colic. Pediatrics. 2004;114 (4). Available at:
www.pediatrics.org/cgi/content/full/114/4/e497
Savino F, Brondello C, Cresi F, Oggero R, Silvestro L. Cimetropium bromide in the treatment of crisis in infantile colic. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2002;34 :417 –419
Lucassen PL, Assendelft WJ, Gubbels JW, van Eijk JT, van Geldrop WJ, Neven AK. Effectiveness of treatments for infantile colic: systematic review. BMJ. 1998;316 :1563 –1569
Mofidi S. Nutritional management of pediatric food hypersensitivity. Pediatrics. 2003;111 :1645 –1653.
http://childrenallergyclinic.wordpress.com/
~Stay Cool and Lovely ~

KEBUTUHAN GIZI SAAT MENYUSUI

Penuhi Kebutuhan Gizi Saat Menyusui
Seorang ibu menyusui membutuhkan 300-500 kalori tambahan setiap hari untuk dapat menyusui bayinya dengan sukses. 300 kalori yang dibutuhkan oleh si bayi datang dari lemak yang ditimbun selama kehamilan. Artinya, seorang ibu menyusui tidak perlu makan berlebihan, tetapi cukup menjaga agar konsumsi gizinya seimbang, dan asalkan si ibu selalu menuruti rasa laparnya. Proses menyusui itu sendiri membantu ibu mengurangi berat badan dan menjadi langsing kembali. Tetapi, berdiet atau menahan lapar akan mengurangi produksi susu si ibu[1]

Pada kenyataanya, tidak ada makanan atau minuman khusus yang dapat memproduksi ASI secara ajaib, meskipun banyak masyarakat percaya bahwa makanan / minuman tertentu akan menambah ASI. Namun, telah terbukti secara ilmiah bahwa ekstrak ragi (brewer’s yeast) yang mengandung vitamin B kompleks alami membantu meningkatkan kesehatan ibu menyusui, dan karenanya membantu produksi ASI. Sedikit unsur kimia mangan alami yang didapat dalam beras-berasan, gandum-ganduman, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran juga membantu proses menyusui.
Ibu menyusui biasanya cepat merasa haus. Karenanya ibu menyusui harus minum sebanyak mungkin: air, susu sapi, susu kedelai, jus buah segar, atau sup. Hindarilah minuman ringan, teh, atau kopi, seperti halnya ketika hamil. Namun demikian, tidak ada bukti ilmiah bahwa seorang ibu yang meminum susu akan membantu produksi ASI. Malahan, apabila ibu menyusui terlalu banyak mengkonsumsi produk susu dapat menyebabkan bayi terkena kolik

Saat menyusui, minuman keras sebisa mungkin dihindari. Selain itu, merokok selama menyusui dapat membahayakan bayi dan mengurangi produksi susu. Penggunaan pil KB selama menyusui juga harus dihindari, sebab dampak jangka panjang hormon dalam pil masih belum diketahui. Pil KB juga diketahui mengurangi produksi susu. Namun, pil POP(progesterone only pill / low-dose pill) tidak mempengaruhi produksi susu, dan pada kasus khusus pil ini boleh digunakan (misalnya pada kasus ibu diabetes yang tidak boleh hamil). Namun, kebanyakan wanita sebaiknya menggunakan metode KB alami, kondom, atau IUD daripada menggunakan KB hormonal (pil, suntik, susuk).
Tabel Gizi
MAKANAN
SAAT TIDAK HAMIL DAN 4 BLN PERTAMA KEHAMILAN
5 BULAN TERAKHIR KEHAMILAN
MENYUSUI
Susu (sapi atau kedelai)
600ml
1200ml
1200ml
Protein hewani: daging matang, ikan, atau unggas) atau Protein Nabati:(biji-bijian, kacang-kacangan, produk susu, produk kedelai)
1 porsi
1-2 porsi
3 porsi atau lebih
Telur
1 butir
1 butir
1 butir
Buah dan Sayuran yang kaya Vit A (sayuran hijau atau kuning) brokoli, kailan, kangkung, caisim, labu, wortel, tomat
1 porsi
1 porsi
1 porsi
Buah dan Sayuran yang kaya Vit C: jeruk-jerukan, tauge, tomat, melon, pepaya, mangga, jambu
1-2porsi
2porsi
3porsi
Biji-bijian (beras merah, roti wholemeal, havermut, mie
3-4porsi
3-4porsi
3-4porsi
Mentega, margarine, minyak sayur
gunakan secukupnya



~Stay Cool and Lovely ~