Rabu, 09 Februari 2011

13 Langkah Awal Keberhasilan Pemberian ASI

Keberhasilan pemberian ASI pada bayi sangat ditentukan oleh cara dan keberhasiilan pemberian ASI sejak awal. Bila diawali dancara dan strategi yang salah maka keberhasilan pemberian ASI dikemudian hari lebih sulit dicapai. Inisisasi ASI harus direncanakan dan dilakukan sejak awal dengan baik agar harapan bayi dan ibu untuk pemberian ASI dapat lebih optimal.

13 Langkah Awal Keberhasilan Pemberian ASI

  1. Inisiasi dini. Inisiasi dini atau pemberian ASI sejak dini adalah sangat dianjurkan untuk dilakukan pada setiap ibu setelah melahirkan.  Proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
  2. Pengalaman pertama bayi. Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan bawaan untuk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dengan g baik dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
  3. Rooming-In (Rawat Gabung)  Perawatan bayi dan ibu  bayi dapat terus bersama selama 24 jam dinamakan rawat gabung. Sejak dini harus dilakukan rawat gabung dengan baik. Rawat gabung harus dilakukan perawatan ibu dan bayi sejak hari pertama di rumah sakit harus dilakukan dalam satu tempat tidur atau satu ruangan. Jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat. Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung  dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI. Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI. Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tersebut dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui  paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses kebehasilan pemberian  ASI di kemudian hari.
  4. Bila Ibu Masih terpengaruh Obat Anastesi. Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat menyusui dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit menyusui. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin
  5. Memerah ASI atau Pompa ASI. Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat itu.
  6. Suasana Menyenangkan untuk menciptakan hubungan psikologis. Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Meskipun tidak mudah membuat suasana hubungan baik itu, namun adanya dukungan dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI. Ibu sebaiknya dijauhkan dari ketidaknyamanan psikologis seperti emosi, panik, kecemasan dan kekwatiran berlebihan. Semua pihak yang berhubungan dengan ibu seperti suami, dokter, perawat atau keluarga harus menjauhkan permasalahan tersebut dari ibu dan memberi susasan yang menyenangkan dan memberikan semangat yang besar bagi ibu untuk memberikan ASI. Ibu juga harus menyadari hal ini apalagi beberapa ibu mempunyai masalah psikologis saat paska kelahiran. Bila mengalami hal ini ibu harus berusahadengan motivasi sendiri dan dorongan dari dalam hati untuk menjauhkan atau  membuang emosi, kecemasan dan kepanikan demi keberhasilan pemberian ASI.
  7. Menyusui Pasca Melahirkan dengan Operasi Cesar. Ibu yang melahirkan dengan cara operasi cesar  seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah ia lahir. Terutama jika ibu diberikan anastesi umu. Ibu relatif tidak sadar untuk dapat mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu mendapat epidural yang membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat. Sementara itu, bayi mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu, terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa proses melahirkan dengan cesar akan menghambat terbentuknya produksi ASI. Meskipun demikian, menyusui sesering mungkin setelah proses kelahiran dg cesar akan meminimalisasi masalah-masalah tsb. Bahkan beberapa ibu yang melahirkan dg cesar memiliki produksi ASI yang berlimpah.
  8. Susui bayi sesering mungkin. Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Paling tidak tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam. Sebaiknya diperhitungkan dengan cermat berapa lama bayi menyusu, mulai dari awal hari menyusu hingga akhir hari. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali menyusu, tapi bukan berarti ibu harus melihat jam dan mengukur lamanya bayi menyusui. Di minggu-minggu pertama menyusui, terutama saat bayi baru lahir, hari-hari ibu terasa hanya diisi dengan kegiatan menyusui saja. Saat bayi baru selesai menyusui, ibu harus menyusu kembali. Ini sangat lumrah terjadi. Sebelum ASI matang keluar, bayi akan terasa begitu rakus menyusu. Hal ini disebabkan lambung bayi yang begitu kecil, sehingga mereka mudah lapar. Makin sering bayi menyusui akan memperbanyak ASI yang diproduksi. Hal ini disebabkan oleh stimulasi maksimum dari reseptor-reseptor prolaktin yang akan memicu produksi ASI dalam jumlah sebanyak mungkin. Bulan pertama menyusui adalah masa pembelajaran utk bayi. Di bulan tsb, ia berusaha menguasai betul bagaimana teknik menyusui yang tepat Hingga masuk ke bulan berikutnya, ia dapat menyusu dengan baik dalam waktu yang singkat.
  9. Istirahat di tempat tidur. Ternyata istrihat di tempat tidur di hari-hari pertama menyusui adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Ibu dapat membawa buku atau majalah ataupun tv untuk dibawa ke kamar ibu. Siapkan juga snack dan minuman di dekat tempat tidur. Jadi ibu hanya berdiri jika ke kamar mandi. Meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri dan menyusui bayi kapanpun ia inginkan, akan membantu kelancaran ASI. Jika perlu jelaskan ke tiap orang bahwa ini adalah “perintah dokter” jika ibu butuh justifikasi. Pasca melahirkan, banyak dokter yang menginstruksikan kepada ibu utk melakukan hal diatas. Karena meskipun ibu merasa senang dan segar, tubuh ibu tetap butuh istirahat banyak utk memulihkan diri pasca melahirkan. Jika ibu tidak istirahat di awal-awal pasca melahirkan, maka beberapa bulan berikutnya akan terasa lebih sulit. Dan hal ini jelas akan mempengaruhi produksi dari ASI.
  10. Manajemen waktu yang baik untuk istirahat dan pemberian ASI. Ibu harus dapat mengatyr waktu dengan baik. Harus dapat mengatur jadwal denga karena ibu tidak selalu menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang hari. Kondisi paska operasi atau melahirkan yang melelahkan harus diperbaiki dengan masa pemulihan pasca melahirkan, sehingga ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui. Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur waktunya dengn baik. Pola menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan fisiologisnya. Dan pola menyusui terebut akan terus berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
  11. Lindungi diri dengan lingkungan yang supportif.  Masa menyusui adalah masa yang paling sensitif dalam kehidupan ibu. Baik secara fisik ataupun emosional. Begitu ibu mulai menyusui, ibu butuh lingkungan yang supportif, yang mendukung ibu dari berbagai keraguan dan kritikan. Menyusui memang hal biologis yang wajar. Namun di dalam masyarakat, kita masih sering menjumpai orang-orang yang tidak nyaman dengan keberadaan ibu menyusui. Dan orang-orang ini akan banyak melontarkan pertanyaan-pertanya an yang sinis seputar produksi ASI ibu. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang mereka ketahui tentang menyusui
    dan kadang dipengaruhi oleh anggapan yang salah tentang payudara dari segi sexual. Disini lah ibu butuh banyak dorongan dan dukungan positif. Jangan pedulikan tanggapan negatif yang dapat mengganggu kenyamanan dan rasa percaya diri ibu akan ASI dan menyusui. Memang tidak mudah menjaga jarak dari orang-orang yang tidak mendukung ibu dalam hal menyusui. Namun ingatlah bahwa ibu butuh suasana dan lingkungan yangg kondusif demi keberhasilan ASI eksklusif.
  12. Bertahanlah dari tekanan keluarga. Saat melahirkan ibu akan menemui banyak nasehat dan oinstruksi dari berbagai pihak terutama suami, orangtua atau keluarga. Kadangkala tekanan dan kritikan orang lain tersebuty menambah ibu menjadi panik danbingung.  Jika ibu sulit menghadapi berbagai kritikan dan tekanan, mintalah bantuan suami ataupun orang lain yang dapat membantu ibu untuk menghadapi hal tsb. Kadangkala ditemui orang yg tidak mendukung dalam pemberian ASI secara tidak disadari. Biasanya pengaruh nenek, kakek atau mertua sering terjadi dalam hambatan pemberian ASI. Misalnya, bayi yang rewel terus seringkali nenek atau kakek memberi tekanan pada ibu untuk memberi formula atau bahkan makanan tambahan. Banyak juga nenek  yang tidak berhasil menyusui anaknya saat ia bayi. Beberapa nenek atau mertua  akan berupaya sedemikian rupa membantu agar anaknya ataupun menantunya sukses menyusui bayinya. Namun ada juga nenek yang justru menjadi defensif. Mereka akan berupaya mempertahankan pendapatnya agar diberikan susu formula dan menganggap menyusui adalah hal yang menyebalkan. Sebaiknya ibu mendengar  pengalaman nenek bayi atau ibu mertua anda dalam hal  Dengarkan cerita dan pengalaman mereka saat menyusui dulu. Dengan demikian, anda mendapatkan informasi, dukungan ataupun masalah teknis yang mungkin anda belum dapatkan. Hal ini akan mengetahui bagaimana perjuangan mereka dahulu dan bagaimana anda mengetahui betul bahwa mereka adalah orang tua yang baik. Dengan menunjukkan empati dan mendengarkan pengalaman mereka, anda akan mendapatkan dukungan ataupun masukan yang baik dalam menyusui.
  13. Perawatan diri Sendiri. Di minggu-minggu pertama menyusui, ibu akan terfokus pada perawatan anak, menyusui dan merawat diri sendiri. Tanggung jawab lainnya tidak akan terlalu menjadi perhatian. Jika anda memiliki anak yang lebih besar (akak dari bayi), anda perlu memperhatikan mereka juga. Padahal anda harus membagi perhatian utama ke bayi dan anda sendiri. Mintalah bantuan kepada suami ataupun pengasuh yang akan membantu anda dalam memenuhi kebutuhan utama sang kakak. Biasanya teman ataupun kerabat akan mengunjungi ibu di awal-awal pasca ibu melahirkan. Di saat spt ini ibu seringkali merasa tidak dapat leluasa menyusui bai ataupun utk beristirahat. Jika hal ini terjadi, katakanlah secara perlahan dan sopan kepada tamu bahwa ibu butuh waktu untuk menyusui ataupun istirahat. Jika tamu tsb tetap memaksa utk tinggal, maka cara terbaik adalah membatasi waktu berkunjung. Atau ibu dapat menjelaskan secara perlahan bahwa ibu butuh istirahat
 

 http://supportbreastfeeding.wordpress.com


~Stay Cool and Lovely ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar